Budayawandan sejarahwan Aceh yang juga sebagai seorang kolektor dan penyelamat benda bersejarah Aceh ini tercatat telah mengoleksi 300 lebih jenis perhiasan kuno yang terbuat dari emas Aceh. Selain emas kuno, Harun Keuchik Leumik juga mengoleksi 30 kain sutera Aceh, 13 stempel kerajaan Aceh, lima Al-Quran tulisan tangan dari abad 13, senjata
Halitu dilakukan sebagai persiapan sebelum mendaftar ke KIP Aceh sebagai calon peserta Pemilu 2024 pada Kamis (18/8/2022). “Persiapan sedang berproses sambil
Mediaonline Aceh portal berita menyajikan berita terbaru berita hangat seputar aceh dengan cepat dan akurat. #harga-emas . Mohon maaf untuk saat ini belum tersedia. Silahkan kembali ke halaman indeks berita. Indeks Berita .
cash. BANDA ACEH - Innalillahi wainnailaihi rajiun, kabar duka datang dari dunia Pers Aceh. Wartawan, pengusaha, penulis, sekaligus budayawan Aceh, Harun Keuchik Leumiek meninggal dunia pada usia 78 tahun. Harun Keuchik Leumiek, kembali kepada Ilahi Rabbi, pada Rabu 16/9/2020 siang, pukul WIB, di kediamannya di Gampong Lamseupeng, Kecamatan Leungbata, Kota Banda Aceh. Harun Keuchik Leumieklahir 19 September 1942 di Lamseupeng, Banda Aceh. Ia terlahir dalam keluarga saudagar emas yang mencintai sejarah dan budaya Aceh. Ayahnya, Keuchik Leumiek, merupakan saudagar emas di Banda Aceh di era awal kemerdekaan Indonesia. Kehidupan keluarga inilah yang menempa Haji Harun Keuchik Leumiek menjadi saudagar emas, sekaligus budayawan, dan juga wartawan. Informasi dihimpun SerambiWIKI dari berbagai sumber menyatakan Haji Harun Keuchik Leumiek sempat mengenyam pendidikan formal di Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala sampai semester I. Selanjutnya ia terjun langsung dalam bisnis keluarga yang sejak tahun 1950-an telah memiliki usaha kerajinan emas dan toko emas. Selain ikut ayahnya berdagang emas, pada tahun 1970-an, Harun memperluas pengalaman, wawasan, serta pertemanan, dengan menjadi wartawan Mimbar Swadaya Banda Aceh Kini Harian Serambi Indonesia. Ia juga sempat bergabung menjadi wartawan Harian Mimbar Umum Medan, dan terakhir tercatat sebagai wartawan Harian Analisa Medan. Selain menyandang status wartawan, Harun tetap aktif berdagang emas, juga aktif mengikuti kegiatan budaya di Banda Aceh. Sejak tahun 1980, Harun juga mengumpulkan benda-benda antik dan bersejarah terutama benda-benda peninggalan Kerajaan Aceh. Tapi, semua kegiatan itu tidak pernah membuat Harun lupa akan asal usulnya. Dia tetap aktif menjaga dan mengurus toko emas "Keuchik Leumiek" yang diwarisi oleh ayahnya, di Jalan Tgk Chik Pante Kulu, Banda Aceh. H Harun Keuchiek Leumiek 78, sepanjang hidupnya telah menorehkan berbagai hal positif bagi pembangunan Aceh. Sikap dermawan yang dimiliki pria kelahiran Banda Aceh, 19 September 1942 ini menggugah hati banyak orang. Tak terhitung, berapa banyak sudah kebaikan yang telah dilakukan Harun Keuchiek Leumiek. Di usia mudanya, H Harun ikut berperan dalam membangun Aceh melalui sumbangsihnya lewat literasi tatkala ia masih bergelut sebagai wartawan dan juga penulis. Ia fokus merekam berbagai peristiwa yang terjadi di Aceh.
harga emas keuchik leumik banda aceh hari ini